Senin, 30 Juni 2014

MENGGAPAI CITA CITA YANG TERTUNDA


Tepatnya dibulan September 2013,itu adalah bulan yang penuh bersejarah dalam hidup saya.saya mendapatkan sebuah kado yang begitu besar yang saya rasakan seumur hidup saya. Eh…iyakenalan dulu ya ada pepatah mengatakan kalau tidak kenal maka tidak sayang.nama saya asih dwi kristiyani (anik ) saya lahir dijawa tengah tepatnya dikota boja kabupaten Kendal ,kotaa amadya semarang pada tahun 1977.
Waktu kecil saya bercita-cita menjadi seorang perawat atau seorang bidan,karena saya senang sekali bila melihat seorang perawat yang ada dirumah sakit berpakaian serba putih,memakai sepatu putih,melayani setiap pasien dengan penuh kasih sayang.saya ingin ng baik.sekali menjadi seorang bidan/perawat waktu itu, karena keadaan orang tua yang tidak memungkinkan, maka niat saya untuk menjadi seorang bidan saya urungkan.
Tetapi kita tidak tau apa rencana tuhan pada diri kita.pada tahun 1996 saya diajak seorang hamba tuhan kejakarta,katanya saya bisa kerja disebuah klinik bersalin,saya sangat senang sekali. Setelah tiba dijakarta saya langsung bekerja diklinik bersalin dan diajarkan bagaimana menjadi seorang perawat yang baik.setelah empat bulan saya bekerja saya dilamar sama anaknya majikan saya.karena memang jodoh akhirnya kamipun menikah.setelah saya berumah tangga dan dikaruniain tiga orang anak,dan ibu mertua saya yang dulunya majikan saya adalah seorang bidan dan tidak ada yang meneruskan usahanya(klinik bersalin),maka saya disuruh sekolah lagi(sekolah bidan).,ketika mendengar itu saya terharu sekali,dan saya percaya kalau semua ini adalah rencana tuhan. Dalam hati saya, saya bersyukur pada tuhan, karena tuhan sudah mendengar doa saya yaitu cita-cita saya untuk menjadi seorang bidan, walaupun umur saya sekarang sudah menginjak 37 tahun. Dimulai dari bulan September, saya mulai jalani hari demi hari dengan mengikuti PPS di Akbid Bina Husada ini. Hari demii hari saya lewati dengan penuh ucapan syukur saya pada tuhan, walaupun secara jasmani saya merasa capek sekali. Saya harus tiba di kampus sebelum jam 6 pagi. Sedangkan saya tinggal di Jakarta. Perjalanan dari rumah sampai kampus mencapai kurang lebih 2 jam, kalau saya naik kereta itu tidak mungkin, karena kereta paling pagipun jadwal berangkatnya jam 6.15 pagi. Jadi saya di antar suami naik motor tiap pagi jam 4.30 pagi saya sudah jalan dari rumah, kadang di jalanpun masih sepi, belum ada lalu lalang mobil yang lain, saya tinggalkan ketiga anak saya yang masih tidur, tetapi saya percaya tuhan menjaga anak-anak saya. Pulang kembali dari kampus atau tiba di rumah sudah larut malam, dan sesampainya di rumah saya harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk PPS esok harinya. Kadang-kadang sampai larut malam saya mencari barang-barang yang dibutuhkan dalam PPS itu, disamping itu saya juga harus mengurus keluarga. 3 hari PPS benar-benar melelahkan buat saya, tetapi saya bisa melewatinya dengan baik. Akhirnya setelah selesai PPS, hari demi hari saya lalui dengan kuliah saya. Setiap pagi saya harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk keluarga, saya memeandikan anak yang paling kecil dulu, karena belum bisa mandi sendiri, setelah beres semuanya saya baru berangkat kuliah. Setiap hari kegiatan saya seperti itu, pergi pagi pulang malam, kadang-kadang saya merasa menelantarkan anak-anak, tetapi saya berfikir panjang, ini semua saya jalani juga demi anak-anak dan meneruskan usaha orangtua (klinik bersalin).
Terkadang waktu buat belajar sayapun tidak ada, karena harus pergi pagi pulang malam itupun sampai rumah masih harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Waktu belajar saya hanya di kereta dan di angkot. Terkadang saya iri melihat teman-teman saya yang masih pada single, mereka pulang di kost dekat dengan kampus, banyak waktu untuk mereka belajar. Tetapi saya tidak patah semangat, saya terus berjuang dan saya bisa buktikan pada semester pertama saya mendapatkan IPK 3,14itupun nilai agama belum dimasukkan. Saya benar-benar bersyukur karena saya masih diberikan kesanggupan untuk menjalani semua itu. Dan sekarang saya sudah semester 2 akhir, waktu tidak terasa, saya sudah jalani 1 tahun kuliah ini. Tapi saya percaya tuhan akan selalu menuntun saya, tuhan akan memberi kesanggupan, dan kemampuan kepada saya. Dan saya juga berdoa semoga anak-anak saya bisa mengerti tentang keadaan yang sekarang mereka jalani, karena sayapercaya sekali ini rencana tuhan dan tuhan akan selalu menyertai kami.
AMIN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar